Senin, 07 Desember 2009

Tahun akhir di sekolah merupakan saat-saat tergenting bagi para siswa. Ke manakah mereka selanjutnya? Bagaimana menghadapi ujian akhir? Bukan hanya anak-anak saja yang menjadi stres, melainkan juga para orang tua. Setumpuk harapan jelas mereka embankan di pundak anak-anak mereka. Mulai NEM (nilai ebatanas murni) harus tinggi, hingga harus masuk sekolah favorit. Tidak hanya tuntutan, tetapi kemudian orang tua lebih bersifat protektif dan menjalankan disiplin yang ketat.

Contohnya Mulyati, 37, ia memiliki seorang putra yang kini duduk di kelas enam SD dan kini sang anak telah ia daftarkan ke sebuah bimbingan belajar (bimbel) di dekat rumahnya. "Begitu anak saya naik kelas enam, saya segera cari info tentang bimbel yang bagus, tetapi tentu saja terjangkau dan memiliki jaminan dalam membantu anak saya menghadapi ujian akhir," sahut ibu dua anak yang biasa disapa Bu Mul.

Selain memasukkan ke bimbel ternyata Bu Mul menerapkan disiplin untuk anaknya. Bukan hanya jam main putranya yang ia batasi, melainkan juga waktu untuk menonton teve.

Lain lagi pengalaman Ibu Hadi, 40, yang putrinya sekarang duduk di kelas 3 SLTP. Ibu tiga anak ini pun mendaftarkan putrinya untuk ikut bimbel dan mengikuti pelajaran tambahan yang diadakan sekolahnya.

Bimbel memang alternatif pilihan untuk menambah pengetahuan siswa di luar jam sekolah. Banyak iklan yang bertebaran di koran menawarkan program pembelajaran di bimbel. Orang tua pun menganjurkan pada anak-anaknya untuk mengasah ketajaman daya pikirnya, agar mencapai target kelulusan. Menjelang ujian akhir nasional (UAN) ini, tentu saja bimbel akan ramai dipenuhi mereka yang menaruh harapan agar bimbel dapat membantu keberhasilannya.

Manfaat bimbel
Peran bimbel memang kemudian dirasakan menjadi sebuah kebutuhan, terutama jika orang tua mempunyai keterbatasan waktu dan pendidikan. Banyak bimbingan belajar yang menawarkan beragam program untuk menghadapi ujian akhir. Primagama contohnya, bimbel ini menerapkan konsep perbaikan, pengayaan dan konsultasi dengan metode smart solution. Metode ini menurut Manajer Area Jabotabek Primagama Siyamto Hendro, akan membawa siswa pada suasana belajar yang menyenangkan dan menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri. Karena siswa diajak berpikir kreatif, menemukan solusi suatu permasalahan.

Dan untuk menumbuhkan kepercayaan orang tua, Hendro menambahkan bahwa Primagama menawarkan fasilitas pembelajaran yang mendukung. Seperti sarana belajar berupa panduan belajar dan paket soal latihan yang dikemas secara sistematis dan disesuaikan dengan kurikulum sekolah.

Tetapi, Hendro menambahkan bahwa suksesnya pendidikan seorang siswa merupakan hasil sinergi dari orang tua siswa, sekolah dan masyarkat (bimbel). "Orang tua sebagai pendorong belajar ketika siswa di rumah, sekolah lebih kepada memberikan konsep dasar yang mantap, sedangkan kami lebih menitikberatkan pada latihan-latihan soal, jika proses pembelajaran berlangsung dengan baik, pasti hasil proses itu akan masksimal," tegas Hendro.

Pak Siskandar, Kepala Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyatakan, selama kurikulum tidak berlawanan dengan tujuan untuk menguasai pengetahuan lebih baik lagi, maka pendirian bimbel tidak menjadi persoalan. Bimbel merupakan sinergi dari yang diajarkan di sekolah. Gejala banyaknya murid yang mengikuti bimbel di Jakarta, menurutnya sama dengan di Jepang dan Korea," Ini muncul karena tingginya persaingan masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, terutama universitas. Orang tua dan anak yang ingin memperoleh tempat pendidikan yang diharapkan, langsung masuk ke bimbel."

Dikatakan Siskandar, bimbel adalah bagian kecil dari pendidikan. Yang diajarkan bimbel umumnya soal teknik mengerjakan soal. Masyarakat menganggap sekolah belum cukup, padahal sebenarnya mereka harus menaruh kepercayaan pada sekolah sebagai lembaga pendidikan utama. Bimbel adalah unsur tambahan, didukung oleh kualitas anak. Ketiga faktor ini dapat menjadi pendukung keberhasilan anak. "Sampai kini tak ada bimbel yang kurikulumnya berlawanan dengan kurikulum Depdiknas."

Murid bingung
Sementara itu, dari pihak sekolah Kepala SMU Perkumpulan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) Drs Somuntul Rumapea berujar, "Bimbel bagus buat anak-anak sebagai penambah pembelajaran, karena di sana materi pelajaran kembali diulang dan dilatih. Ini cukup efektif untuk tujuan menghadapi UAN. "Kendala bagi siswa yang ingin menambah jam belajar di bimbel, terletak pada biaya yang tidak semua mampu penuhi. Ada juga yang mengharapkan bocoran soal-soal UAN dari bimbel. Efek negatif ini yang harus dihindari siswa,"ujarnya.

Sedangkan Ibu Indarti, guru bahasa Indonesia SMP Budi Mulia, Bogor menyatakan bahwa kebutuhan mengikuti bimbel tergantung pada masing-masing anak. Jika ia merasa perlu, ia akan masuk bimbel. "Jika tidak, apa yang diajarkan di sekolah sudah cukup buatnya," tutur Indarti.

Menurutnya, apa yang diajarkan di bimbel kadang tidak sinkron dengan yang diberikan sekolah. Misalnya pengerjaan soal matematika yang sama, tetapi diajarkan dengan cara penyelesaian soal yang berbeda di sekolah dan bimbel. "Ini membuat murid bingung. Mungkin bagi yang pandai tidak menjadi soal. Tetapi, bagaimana dengan yang tidak mengerti?" kata Indarti.

Ibu Mulyati, guru Tata Negara SMU I Bogor mengatakan, materi yang diberikan sekolah sudah cukup. Apalagi SMU I juga mewajibkan para siswa mengikuti tambahan bimbingan belajar di luar jam sekolah bagi yang akan ikut UAN. Setelah liburan semester ini, jam tambahan akan dimulai. Siswa diberikan latihan-latihan soal. "Kelulusan anak, kembali lagi kepada usaha para murid sendiri. Jadi, tidak tergantung pada masuk tidaknya mereka ke bimbel,"ujar Mulyati

1 komentar:

Walidin mengatakan...

Bimbingan belajar memang diperlukan bagi beberapa siswa, namun jangan sampai membebankan anak. Pilihan mana yang sekiranya menjadi talentanya itulah yang seharusnya mendapat tambahan bimbingan, bukan apa yang menjadi kekurangannya. Pada keyataannya orang tua takut dan kemudian membarikan bimbingan belajar pada mata pelajaran yang kurang baik nilainya, karena takut tidak lulus. Namun jika hal kedua yang dilakukan maka si anak tidak akan menjadi lebih pandai.
Ketika bimbel diberikan pada siswa yang menunjukkan bakat terhadap salah satu mata pelajaran, maka ini akan menjadi spesialisasi dan benar benar ahli nantinya.

Posting Komentar